STAI Sukabumi: Menyiapkan Mahasiswa Kompeten di Era Digital

STAI Sukabumi: Menyiapkan Mahasiswa Kompeten di Era Digital post thumbnail image

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sukabumi, yang terletak di Jl. Lio Balandongan Sirnagalih No. 74, resmi berdiri pada 26 September 1991. Kini, kampus ini berkomitmen tak hanya mencetak sarjana yang menguasai ilmu agama, tetapi juga menyiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan revolusi digital. Dengan visi menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIS) berkualitas pada tahun 2030, STAI Sukabumi membangun kurikulum dan ekosistem pembelajaran yang seimbang antara aspek spiritual, akademik, dan keterampilan teknologi.

STAI Sukabumi menggabungkan nilai keislaman dan teknologi modern untuk mencetak lulusan berkarakter unggul dan adaptif di dunia digital.

Salah satu pilar utama di STAI Sukabumi adalah penguatan moderasi beragama yang berakar pada kearifan lokal. Setiap mahasiswa diajak memahami nilai-nilai toleransi, musyawarah, serta keadilan sosial yang tumbuh dalam tradisi masyarakat Sukabumi. Dalam praktiknya, materi tentang keberagaman agama dan budaya lokal disampaikan secara interaktif—misalnya, dalam diskusi kelas atau program Pengabdian kepada Masyarakat—agar mahasiswa mampu berkomunikasi secara efektif dengan beragam kalangan. Hasilnya, lulusan STAI Sukabumi tidak hanya terampil dalam menguasai kitab-kitab tradisional, tetapi juga mahir merangkul keberagaman di lingkungan kerja maupun masyarakat.

Di sisi lain, STAI Sukabumi tak ketinggalan memanfaatkan kemajuan teknologi. Mulai awal 2025, kampus ini gencar menyelenggarakan kuliah hybrid yang memadukan pertemuan tatap muka di ruang kelas dengan sesi daring melalui platform e-learning. Setiap mata kuliah kini dilengkapi materi video, modul interaktif, dan kuis online sehingga mahasiswa dapat mengulang materi kapan saja. Lebih jauh, kampus rutin mengadakan workshop coding dasar dan pelatihan manajemen media sosial dakwah, sehingga mahasiswa di jurusan Syariah maupun Ekonomi Syariah mendapat bekal keterampilan digital yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja modern.

Pembentukan karakter juga berlangsung melalui program ekstrakurikuler yang beragam. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti “Sahabat Litera” menjadi wadah bagi mereka yang gemar menulis esai, artikel, dan karya ilmiah. Lewat UKM ini, mahasiswa dilatih menulis opini keagamaan, meneliti fenomena sosial, dan mempublikasikan hasil karya mereka di blog resmi maupun media lokal. Selain itu, kegiatan “Kreasi Dakwah Digital” mendorong peserta membuat konten dakwah berupa poster grafis, video pendek, atau podcast yang etis dan menarik bagi generasi milenial.

STAI Sukabumi juga aktif menggelar Seminar Nasional dan webinar bertema kekinian. Dalam beberapa bulan terakhir, seminar dengan tema “Islam, Literasi Digital, dan Peran Generasi Z” serta “Inovasi Pendidikan Agama di Tengah Transformasi Teknologi” sukses mengundang peneliti, praktisi, dan tokoh masyarakat untuk berbagi pengalaman. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan tersebut meliputi menjadi moderator, presenter makalah, hingga menjadi tim panitia. Alhasil, mereka mendapat kesempatan berjejaring dengan akademisi dan profesional dari berbagai bidang.

Tak kalah penting, kampus menyediakan layanan konseling spiritual dan psikologis. Mahasiswa dapat berkonsultasi dengan dosen pembimbing atau konselor kampus untuk membicarakan masalah akademik, mental, dan perkembangan karier. Kehadiran program ini memastikan setiap individu mendapatkan perhatian personal sehingga potensi akademik dan spiritualnya berkembang secara seimbang.

Di akhir masa studi, mahasiswa wajib mengikuti Sidang Munaqosyah sebagai bagian dari Ujian Skripsi. Proses ini menegaskan bahwa setiap karya ilmiah mereka tidak hanya mengedepankan landasan agama, tetapi juga metodologi penelitian yang solid. Mahasiswa dituntut mempresentasikan hasil penelitian berupa studi kasus lokal—misalnya, tentang peran zakat dalam pengentasan kemiskinan di Sukabumi—serta mampu menjawab pertanyaan kritis dewan penguji.

Dengan segala inovasi tersebut, STAI Sukabumi membuktikan diri sebagai institusi yang adaptif, relevan, dan berorientasi pada pengembangan kualitas sumber daya manusia. Lulusan kampus ini diharapkan siap bersaing di dunia kerja nasional maupun internasional, memiliki integritas keagamaan, keahlian digital, serta jiwa kepemimpinan yang mampu memberi manfaat bagi masyarakat luas.

Related Post